1. SERAT
Serat alam yang digunakan untuk
tekstil textil terdiri dari serat yang berasal dari tumbuhan di antaranya
kapas, batang rami, nanas, dan batang pisang. Serat dari alam yang dari hewan
terdiri dari wol dari bulu biri-biri dan sutran dari kepompong ulat
sutra. Serat organik pada umumnya lebih mudah menyerap keringat, lebih sejuk,
namun mudah kusut dan rentan terkena jamur. Serat bahan sintesis berasal dari polyester (serupa dengan plastik
), yaitu nilon, acrilyc, spandex, dan lain". Serat sintesis memilki
elastisitas yang baik sehingga tidak mudah kusut, namun daya serapnya kurang
dan tidak terasa sejuk. Selain serat organik dan
sintesis ada juga serat semi sintesis; adalah serat rayon yang terbuat dari
polimer yang tidak sepenuhnya organik dan juga sintesis. Serat campuran, dibuat dari bahan campuran organik dan sintesis,
untuk mengurangi kelemahan dari kedua bahan.
2. Pewarna
Pewarna tekstil terdiri dari zat pewarna alam dan sintesis. Zat
pewarna alam berasal dari hewan dan tumbuhan contohnya daun pohon nila,
kulit pohon soga tingik, kunyit, teh dan masih banyak lagi. Pewarna alami
mudah diserap oleh bahan alami, terutama sutra, namun tidak dengan bahan sintesis.
|
Contoh pewarna alami : Kunyit
|
Zat pewarna sintesis adalah zat pewarna buatan dari arang, batubara, atau
minyak bumi. Zat pewarna sintesis lebih mudah diperoleh di pasaran, memilki keragaman
warna lebih banyak, dan menyediakan warna gelap-terang. Zat sintesis juga mudah
di serap oleh tekstil dengan serat alami maupun serat sintesis. Kelemahan
pewarna sintesis adalah belum tentu aman untuk manusia dan alam.
3. Aksesoris
Aksesoris ditambahkan pada produk kerajinan tekstil untuk memberi
fungsi dan estetika. Seperti halnya serat dan pewarna, aksesoris juga dibagi
menjadi aksesoris berbahan alami dan sintesiss. Dari alam contohnya manik-manik
yang terbuat dari kerang, atau gigi hewan. Pada kerajinan modern, pengunaan
aksesoris lebih beragam yaitu kancing, gesper, resleting, velco dan lain".
Bahan aksesoris moderen dapat terbuat dari batu, batok kelapa, kerang, logam
dan plastik.
Konsep Dasar Kerajinan Tekstil
A. Prinsip-Prinsip Seni
Tidak semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut
sebagai karya seni, sebab perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
1. Unity (kesatuan), suatu benda yang dikatakan
memiliki nilai seni estetis, harus merupakan kesatuan dan perpaduan dari
unsur-unsur pembentuknya secara baik dan sempurna.
2. Complexity (kerumitan), suatu benda yang
memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah sederhana, dalam pengertian
mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan kerumitan tertentu seperti saling
bertentangan, berlawanan, dan saling menyeimbangkan
3. Intensity (kesungguhan), suatu benda yang
dikatakan yang memiliki nilai estetis bukanlah suatu benda yang kosong,
melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam penampilannya. Nilai itu bisa
bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka, suram atau ceria yang
ditampilkan secara sungguh-sungguh.
Desain Kerajinan Tekstil
Kerajinan tekstil yang akan diwujudkan menjadi
karya seni akan terwujud secara maksimal apabila melalui tahap pembuatan produk
kerajinan tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam mewujudkan suatu karya
seni, dan desain merupakan rancangan yang akan memudahkan dalam pencapaian
tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan demikian desain dapat diartikan
sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan
tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Desain
dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil
yang baik memerlukan sebuah perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan
antara bahan yang digunakan dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat,
kerumitan dalam pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau
saling bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan memperlihatkan
susunan yang teratur dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga menghasilkan
suatu benda yang indah dan dapat dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam
desain, yaitu structural design (desain struktur) dan decorative design (desain
hiasan)
a. Structural Design (desain struktur)
Structural Design (desain struktur) adalah susunan dari garis,
bentuk, warna, dan tekstur dari suatu benda baik berupa benda yang mempunyai
ruang maupun gambaran dari suatu benda. Contoh deesain struktur: gambaran suatu
benda yang akan dibuat dilengkapi dengan keterangan ukuran, warna, dan
bentuknya.
b. Decorative Design (garnitur)
Decorative Design (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang
diberikan pada permukaan busana yang memberikan efek visual memperindah
penampilan. Garnitur bisa sebagai unsur dekoratif/hiasan atau sebagai unsur
fungsional.
Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative
desain, yaitu: By the color and pattern, By construction dedtails, By
decorative trims. (Davis dalam Mila Karmila, 2006: 27)
1. By the color and pattern, yaitu warna dan
motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil pada busana, secara tidak
langsung juga berfungsi sebagai decorative design.
2. By construction details, yaitu membentuk
detail hiasan tertentu pada busana disini biasanya dilakukan dengan membuat
jahitan/setikan pada kain/tekstil.
3. By decorative trims, yaitu teknik yang
biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan kain dengan menambahkan unsur
pelengkap lain pada permukaan kain.
Pembuatan produk kerajinan tekstil dilakukan
dengan cara menentukan jenis benda apa yang akan dibuat (benda hias atau benda
pakai), membuat desain produk, membuat desain hiasan pada produk, menyiapkan
bahan dan alat serta langkah kerja pembuatan produk kerajinan tekstil
Bahan dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan
produk kerajinan tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan
utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan yang
digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari
benda tersebut, serta teknik yang akan digunakan.
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan
dalam pembuatan produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari
serat alam atau serat polyester baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa,
ataupun berupa benang/tali, contoh bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan
dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah kain katun, kain satin, benang
katun, benang nylon, tali koor, kain flanel, dan pita.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan
pelengkap memiliki fungsi memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang
dibuat. Penggunaan bahan pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus
disesuaikan dengan jenis benda yang dibuat,fungsi benda, serta teknik pembuatan
yang digunakan. Bahan pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil
yang terbuat dari serat alam ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras,
busa pelapis, dakron, kain furing, renda, pita dan retsluiting.
Alat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk
kerajinan tekstil dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat
penunjang. Alat utama terdiri dari: mesin jahit, alat-alat menjahit, gunting,
pita ukur, papan landasan dan lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari:
mata itik, lem, lilin bakar, pemidangan, jarum T dan lain-lain.
Berikut ini macam-macam kerajinan tekstil yang
harus Anda ketahui !
1. Kerajinan Batik
Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin
yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola
gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain. Teknik
pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup. Karya seni batik ini
merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan
bangsa Indonesia.
2. Kerajinan Sulam
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau
bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk
sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam,
mutiara, manik-manik, bulu burung, danpayet
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang,
misalnya untuk taplak meja dan pinggiran kebaya
Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain
sesuai lekuk gambar.
Jenis bordiran dan sulaman :
Sulam bebas atau sulam benang
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan
pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti
bordir tradisional Cina dan Jepang.
Sulam hitung jahitan
Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat.
Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida,
kain strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan
adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3. Kerajinan Jahit Perca
Pengertian jahit perca
Perca adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat
pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit perca/tambal
seribu/patchwork adalah proses pembuatan suatu produk kerajinan tekstil yang
terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang digabungkan dengan cara
dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari
keteknikannya bukan pada bahannya.
4. Kerajinan Jahit Tindas
Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias permukaan kain
dengan cara melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi
kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai dengan rencana.
Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan tekstil
dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit
pada bagian atas kain sesuai dengan desain.
5. Kerajinan Cetak Saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan
dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif
desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar
menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan
disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak. Salah
satu contoh kerajinan cetak saring adalah sablon.
6. Kerajinan Tenun
Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara
Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak
cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang
akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu
berasal, setiap orang akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya.
Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau
orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda,
rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain,
sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak,
buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau
daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif binatang hanya sebagai
pemanisnya saja.
7. Kerajinan Tapestry
Tapestry adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun
tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat
dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua arah benang yang
bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut “warp” / benang lungsin dan
sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin berbahan
alami seperti benang linen atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa
benang wol atau benang katun, namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang
perak, atau alternatif media lain.
Tapestry telah diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis.
Contoh kerajinan tapestry Yunani yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3
SM dalam kondisi terawetkan di gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai
tahap baru produksi massal di Eropa pada awal abad ke-14 Masehi. Gelombang
pertama produksi berasal dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan
diperluas ke Prancis dan Belanda.
Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan
hasil kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun
1990-an, tapestry yang terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan
menggunakan teknik Jacquard. Namun pada abad modernisasi, artis seperti Chuck
Close dan Magnolia Editions telah mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.
8. Kerajinan Makrame
Makrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan
menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat
berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan
jumbai Dalam membuat makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain
teknik pilin,simpul,anyam, atau rajut.
Hasil karya kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi,
kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat
dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan dari kualitas
bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan kuat maka
kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan makrame dapat dilihat dari
model benda yang dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari benda
tersebut.
Fungsi Kerajinan Tekstil
1. Sebagai Dekorasi (hiasan/aksesoris)
Produk-produk seni kriya banyak diciptakan untuk berfungsi sebagai
benda-benda pajangan. Dengan berfungsi sebagai benda pajangan, maka nilai
estetik sangat dibutuhkan. Berikut adalah contoh-contoh karya seni kriya yang
berfungsi sebagai benda pajangan :Topeng kayu (Kriya kayu)Patung kayu (Kriya
kayu)Ukiran (Kriya kayu dan logam)Guci (Kriya keramik)Makram (Kriya tekstil)
dan lain-lain
2. Sebagai Benda Terapan (fungsional)
Di samping sekedar sebagai benda pajangan, karya seni kriya banyak
kita jumpai memiliki fungsi praktis, karena fungsi merupakan hal yang
diprioritaskan dalam seni kriya. Seni kriya pada dasarnya mengutamakan fungsi,
sedangkan unsur rupa/hiasan merupakan unsur pendukung saja. Berikut adalah
contoh seni kriya yang siap pakai (fungsional)Kursi dan meja (Kriya
kayu)cangkir dan teko (Kriya keramik)Sarung bantal kursi (Kriya tekstil)Tas,
ikat pinggang, sepatu dll (Kriya kulit)
3. Sebagai Mainan
Di samping sebagai benda pajangan dan terapan, karya seni kriya
juga berfungsi sebagai benda mainan. Meskipun sebagai benda mainan, karya seni
kriya jenis ini tetap mempertahankan nilai-nilai estetika. Berikut adalah
beberapa macam contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai benda mainan
Dakon (Kriya kayu) Yoyo (Kriya kayu) Wayang (Kriya kulit) Boneka dll (Kriya
tekstil)