Sabtu, 21 Januari 2017

PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENURUNAN TEKANAN UAP

Description: images.jpg

SOFINATUR ROHIBAH/31/ XI MIA C
KELOMPOK 7:
1.  Angga Kartiko A
2.  R.A.Wafi Hamdani
3.  Rofiqoh Ayu N
4.  Sofinatur Rohibah

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KEBUMEN
Jalan Mayjen Sutoyo No.7 Telp. (0287) 381407 Kebumen 54311
Website :
www.sman1kebumen.sch.id Email : sma_1_kbm@yahoo.com


I.                    Judul             : Penurunan Tekanan Uap
II.                  Tujuan          : Mengamati perbedaan tekanan uap pelarut dan larutan
III.                Landasan Teori:
Tekanan uap adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap dari zat padat atau zat cair pada suhu tertentu. Air sebagai pekarut murni yang menguap pada suhu dan tekanan tertentu menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara yang dinamakan tekanan uap pelarut. Apabila suatu zat yang mudah menguap dilarutkan ke dalam air, tekanan uap jenuh larutan akan lebih rendah di bandingkan dengan tekanan uap jenuh pelarut murninya. Pada suhu di bawah titik didih, molekul-molekul pelarut murni akan menguap karena pada permukaan zat cair hanya terdapat molekul pelarut saja. Apabila terdapat zat terlarut pada permukaan zat cair, molekul zat pelarut pada permukaan zat cair berkurang sehingga jumlah molekul yang menguap berkurang. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dan tekanan uap jenuh pelarut di atas di sebut penurunan tekanan uap jenuh.
IV.                Alat dan Bahan
Alat
Nama
Ukuran
Jumlah
Gelas Kimia
50 ml
3
Cawan Petri (sebagai tutup)

3
Pengaduk

2
Tabung ukur
50 ml
1
Pemanas

3
Bahan
Nama
Ukuran
Jumlah
Air

30 ml
Gula

7 gr
Garam

7 gr

V.                  Langkah Kerja

1
Masukan air kedalam 3 gelas kimia masing-masing 30 ml
Description: F:\opi\praktikum\air 30 ml.jpg
2
Masukan 7 gr gula pasir kedalam gelas kedua (begitu juga garam pada gelas ketiga)
Description: F:\opi\praktikum\tuang gula.jpg
3
Aduk larutan gula (begitu juga larutan garam)
Description: F:\opi\praktikum\aduk larutan.jpg
4
Tempatkan masing-masing larutan diatas pemanas
Description: F:\opi\praktikum\letakan diatas pemanas.jpg
5
Panaskan ketiga gelas secara bersamaan dan tunggu hingga mendidih
Description: F:\opi\praktikum\panaskan scr bersamaan.jpg
6
Matikan pemanas ketika larutan sudah mendidih dan tutup gelas kimia lalu diamkan selama 1 menit
Description: F:\opi\praktikum\IMG_20160315_111038.jpg
7
Amati bintik air yang terdapat di tutup gelas dan catat hasilnya
Description: F:\opi\praktikum\bintik uap di tutup.jpg
8
Bandingkan ketiga tutup
Description: F:\opi\praktikum\uap air ketiganya.jpg

VI.                Data Pengamatan
Indicator
Gelas 1 (air)
Gelas 2 (air+gula)
Gelas 3 (air+garam)
Bintik air
+++
+
++

VII.              Pembahasan
Pada percobaan ini, gelas pertama berisi air biasa, gelas kedua berisi larutan gula dan gelas ketiga berisi larutan garam. Kemudian ketiga gelas dipanaskan secara bersamaan hingga mendidih. setelah masing-masing larutan mendidih, gunakan cawan petri sebagai tutup masing-masing gelas dan tunggu hingga 1 menit lalu amati uap air yang terdapat pada cawan petri tersebut. Pada percobaan ini, uap air yang terbanyak terdapat pada tutup gelas yang berisi air, uap air agak banyak terdapat pada tutup gelas yang berisi larutan garam dan uap air paling sedikit diantara ketiganya terdapat pada tutup gelas yang berisi larutan gula. Hal ini menunjukan bahwa tekanan uap pada larutan garam dan gula lebih rendah dibandingkan tekanan uap pada air.

VIII.            Kesimpulan
-          Bintik air pada tutup gelas kimia yang berisi air lebih banyak dari gelas berisi larutan garam dan gelas yang berisi larutan gula
-          Tekanan uap air > tekanan uap larutan garam > tekanan uap larutan gula

IX.                Daftar Pustaka



KENAIKAN TITIK DIDIH



I.                    Judul             : Kenaikan Titik Didih
II.                  Tujuan         : Mengamati kenaikan titik didih pelarut dan larutan
III.               Landasan Teori:
Suatu zat cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan tekanan udara disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg) maka air akan mendidih pada temperatur 100 oC, karena pada tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat cair itu. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah temperatur pada saat tekanan uap jenuh larutan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan larutan). Apabila pada temperatur itu dilarutkan gula maka tekanan uap air akan turun. Semakin banyak gula yang dilarutkan , semakin besar penurunan tekanan uapnya, sehingga pada temperatur 100 oC larutan gula belum mendidih. Selisih antara titik didih larutan dengan titik titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ΔTb).

ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut murni

Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat pelarut mempunyai harga yang tetap disebut tetapan kenaikan titik didih (Kb)

IV.                Alat dan Bahan
Alat
Nama
Ukuran
Jumlah
Gelas kimia
50 ml
3
Pemanas

3
Tabung ukur
50 ml
1
Stopwatch / jam

1
Bahan
Nama
Ukuran
Jumlah
Air

30 ml
Larutan gula

30 ml
Larutan garam

30 ml

V.                  Langkah Kerja
1
Masukan air, larutan gula, dan larutan garam kedalam gelas kimia masing-masing 30 ml
Description: F:\opi\praktikum\air 30 ml.jpg
2
Letakan masing-masing gelas diatas pemanas
Description: F:\opi\praktikum\letakan diatas pemanas.jpg
3
Panaskan ketiga larutan secara bersamaan
Description: F:\opi\praktikum\panaskan scr bersamaan.jpg
4
Hitung waktu yang diperlukan oleh masing-masing larutan untuk mencapai titik didihnya (larutan mendidih)
Description: F:\opi\praktikum\IMG_20160315_110938.jpg
5
Catat hasilnya

VI.                Data Pengamatan
Indicator
Waktu untuk mendidih
Air
4.11 menit
Larutan gula
10.41 menit
Larutan garam
6.44 menit

VII.             Pembahasan
Gelas pertama pada percobaan ini berisi air sebanyak 30 ml, kemudian gelas kedua berisi larutan gula dan gelas ketiga berisi larutan garam. ketiganya dipanaskan secara bersamaan sampai mendidih. Pada percobaan ini, lama waktu yang dibutuhkan air untuk mendidih adalah 4.11 menit, sedangkan larutan gula 10.41 menit dan larutan garam 6.44 menit. Menurut teori, semakin lama waktu yang dibutuhkan suatu larutan untuk mendidih maka semakin tinggi titik didihnya. Hal ini menunjukan bahwa titik didih air dan larutan garam lebih rendah dari larutan gula, dengan kata lain larutan gula memiliki titik didih tertinggi diantara ketiganya.

VIII.      Kesimpulan
-          Titik didih air dan larutan garam lebih rendah dibanding titik didih larutan gula.
-          Titik didih larutan gula > titik didih larutan garam > titik didih air

IX.                Daftar pustaka



PENURUNAN TITIK BEKU



I.                    Judul             : Penurunan Titik beku
II.                  Tujuan          : Mengamati penurunan titik beku pelarut dan larutan
III.                Landasan Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
IV.                Alat dan Bahan
Alat
Nama
Ukuran
Jumlah
Cawan

3
Stopwatch / jam

1
Bahan
Nama
Ukuran
Jumlah
Gula

1 sendok
Garam

1 sendok
Es Batu

3 buah

V.                  Langkah Kerja
Masukan 1 es batu yang berukuran sama kedalam 3 cawan
Cawan pertama tidak diberi apa-apa, cawan kedua ditaburi gula, dan cawan ketiga ditaburi garam
Amati masing-masing wadah dan hitung waktu yang dibutuhkan agar seluruh es mencair

VI.                Data Pengamatan
Indicator
Waktu untuk mencair
Wadah 1 (Es)
24.22 menit
Wadah 2 (Es + gula)
21.08 menit
Wadah 3 (Es + garam)
17.59 menit

VII.              Pembahasan
Pada percobaan ini, disediakan 3 wadah yang masing-masing akan diisi es batu dengan ukuran dan jumlah yang sama. Wadah pertama hanya berisi es batu, wadah kedua berisi es batu yang kemudian ditaburi gula, dan wadah ketiga berisi es batu yang ditaburi garam. Pada percobaan ini, es batu yang paling cepat mencair ditunjukan oleh wadah ketiga dengan durasi waktu 17.59 menit, kemudian disusul oleh es batu yang berada di wadah kedua dengan durasi waktu 21.08 menit dan es batu yang mencair terakhir adalah es batu yang berada di wadah pertama dengan durasi waktu 24.22 menit. Menurut teori, semakin cepat es mencair maka semakin rendah titik beku nya. Hal ini menunjukan bahwa titik beku pada es batu yang ditaburi garam lebih rendah dibandingkan es batu yang ditaburi gula dan es batu saja.

VIII.            Kesimpulan
-          Es yang paling cepat mencair adalah es yang ditaburi garam, mencair kedua adalah es yang ditaburi gula, dan mencair terakhir adalah es yang tidak ditaburi apa-apa.
-          Titik beku es+garam < titik beku es+gula < titik beku es

IX.                Daftar Pustaka


TEKANAN OSMOSIS


I.                    Judul             : Tekanan Osmosis
II.                  Tujuan         : Mengetahui tekanan osmosis pelarut dan larutan
III.               Landasan Teori:
Pada hakikatnya tekanan osmose merupakan suatu proses tekanan yang menyebabkan difusi. Osmose juga merupakan difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul lain dikatakan permeabel secara diferensial. Seperti dikatakan diatas, pelarut universal adalah air.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adalah suatu faktor yang sangat penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (Salisbury & Ross, 1995).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja, 1996).
Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat didekati dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
π = MRT
 π = tekanan osmotik
n = jumlah mol zat terlarut
T = suhu absulut larutan (K)
R = tetapan gas (0,082  L atm mol-1 K-1)
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan osmotiknya ebih rendah disebut hipotonik
IV.                Alat dan Bahan
Alat
Nama
Ukuran
Jumlah
Gelas

3
Pisau/cutter

1
Bahan
Nama
Ukuran
Jumlah
Air

5 cm
Larutan gula

5 cm
Larutan garam

5 cm
kentang
2 x 2 x 2
3

V.                  Langkah kerja
Potonglah kentang dengan ukuran 2 x 2 x 2 sebanyak 3 buah
Description: H:\osmosis\20160319_104425.jpgDescription: H:\osmosis\20160319_104514.jpg
Masukan air, larutan gula, larutan garam kedalam gelas setinggi 5 cm
Description: H:\osmosis\20160319_105607.jpg
Masukan potongan kentang kedalam masing-masing gelas dan diamkan sekitar 1 minggu
Description: H:\osmosis\20160319_105834.jpg
Amati dan catat perubahan volume air dan ukuran kentang
Bandingkan ketiga hasilnya

VI.                Data Pengamatan
Gelas
Tinggi air awal
Kondisi kentang mula-mula
Tinggi air setelah penambahan kentang
Tinggi air setelah hari ke-7
Keadaan kentang setelah hari ke-7
Gelas 1 (air)
5 cm
Keras, berwarna kuning kecoklatan
5,4 cm
5,3 cm
Kentang menggembung, keras
Gelas 2 (larutan gula)
5 cm
Keras, berwarna kuning kecoklatan
5,3 cm
5,4 cm
Kentang mengkerut, lembek
Gelas 3 (larutan garam)
5 cm
Keras, berwarna kuning kecoklatan
5,4 cm
5,5 cm
Kentang mengkerut, lembek

VII.             Pembahasan
Pada percobaan in, gelas pertama diisi dengan air biasa, gelas kedua berisi larutan gula, dan gelas ketiga berisi larutan garam setinggi 5 cm. Kemudian kentang yang masih segar dan keras dimasukan kedalam masing-masing gelas. Setelah penambahan kentang, air yang berada di gelas pertama menjadi 5,4 cm, sedangkan pada gelas kedua tinggi larutan menjadi 5,3 cm dan gelas ketiga menjadi 5,4 cm. Setelah perendaman selama 7 hari, tinggi air yang berada di gelas pertama menjadi 5,3 cm, gelas kedua menjadi 5,4 cm, dan gelas ketiga menjadi 5,5 cm. Pada percobaan ini, kentang yang berada di gelas pertama menjadi keras dan menggembung, kemudian kentang yang berada di gelas kedua menjadi lembek dan mengkerut, dan kentang pada gelas ketiga juga menjadi lembek dan mengkerut. Peristiwa osmosis adalah perpindahan cairan dari konsenterasi yang lebih encer ke yang lebih pekat. Hal ini menunjukan bahwa larutan gula dan garam termasuk larutan hipertonis, sedangkan air adalah hipotonis, sehingga sel kentang yang direndam larutan gula dan garam mengalami plasmolysis karena cairan yang berada didalam kentang berpindah keluar dan kentang akan mengkerut, sedangkan kentang yang berada di air menjadi menggembung karena air masuk kedalam sel kentang.
 
VIII. Kesimpulan
-          Larutan gula dan larutan garam termasuk larutan hipertonis, sedangkan air adalah hipotonis
-          Kentang yang direndam air akan menggembung dan lebih keras dari kondisi semula, sedangkan kentang yang direndam larutan garam dan larutan gula akan mengkerut dan lebih lembek.

IX.                Daftar puataka
https://agungidyaa.wordpress.com/laporan-osmosis/ diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016 jam 21:15