PENURUNAN TEKANAN UAP
SOFINATUR ROHIBAH/31/ XI MIA C
KELOMPOK
7:
1. Angga Kartiko A
2. R.A.Wafi Hamdani
3. Rofiqoh Ayu N
4. Sofinatur Rohibah
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KEBUMEN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KEBUMEN
Jalan
Mayjen Sutoyo No.7 Telp. (0287) 381407 Kebumen 54311
Website : www.sman1kebumen.sch.id Email : sma_1_kbm@yahoo.com
Website : www.sman1kebumen.sch.id Email : sma_1_kbm@yahoo.com
I.
Judul : Penurunan Tekanan Uap
II.
Tujuan : Mengamati perbedaan tekanan uap
pelarut dan larutan
III.
Landasan
Teori:
Tekanan uap adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap dari zat padat
atau zat cair pada suhu tertentu. Air sebagai pekarut murni yang menguap pada
suhu dan tekanan tertentu menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara yang
dinamakan tekanan uap pelarut. Apabila suatu zat yang mudah menguap dilarutkan ke
dalam air, tekanan uap jenuh larutan akan lebih rendah di bandingkan dengan
tekanan uap jenuh pelarut murninya. Pada suhu di bawah titik didih,
molekul-molekul pelarut murni akan menguap karena pada permukaan zat cair hanya
terdapat molekul pelarut saja. Apabila terdapat zat terlarut pada permukaan zat
cair, molekul zat pelarut pada permukaan zat cair berkurang sehingga jumlah
molekul yang menguap berkurang. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut
murni dan tekanan uap jenuh pelarut di atas di sebut penurunan tekanan uap
jenuh.
IV.
Alat dan
Bahan
Alat
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Gelas
Kimia
|
50
ml
|
3
|
Cawan
Petri (sebagai tutup)
|
|
3
|
Pengaduk
|
|
2
|
Tabung
ukur
|
50
ml
|
1
|
Pemanas
|
|
3
|
Bahan
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Air
|
|
30
ml
|
Gula
|
|
7
gr
|
Garam
|
|
7
gr
|
V.
Langkah
Kerja
1
|
Masukan
air kedalam 3 gelas kimia masing-masing 30 ml
|
|
2
|
Masukan
7 gr gula pasir kedalam gelas kedua (begitu juga garam pada gelas ketiga)
|
|
3
|
Aduk
larutan gula (begitu juga larutan garam)
|
|
4
|
Tempatkan
masing-masing larutan diatas pemanas
|
|
5
|
Panaskan
ketiga gelas secara bersamaan dan tunggu hingga mendidih
|
|
6
|
Matikan
pemanas ketika larutan sudah mendidih dan tutup gelas kimia lalu diamkan
selama 1 menit
|
|
7
|
Amati
bintik air yang terdapat di tutup gelas dan catat hasilnya
|
|
8
|
Bandingkan
ketiga tutup
|
|
VI.
Data
Pengamatan
Indicator
|
Gelas 1 (air)
|
Gelas 2 (air+gula)
|
Gelas 3 (air+garam)
|
Bintik
air
|
+++
|
+
|
++
|
VII.
Pembahasan
Pada percobaan
ini, gelas pertama berisi air biasa, gelas kedua berisi larutan gula dan gelas
ketiga berisi larutan garam. Kemudian ketiga gelas dipanaskan secara bersamaan
hingga mendidih. setelah masing-masing larutan mendidih, gunakan cawan petri
sebagai tutup masing-masing gelas dan tunggu hingga 1 menit lalu amati uap air
yang terdapat pada cawan petri tersebut. Pada percobaan ini, uap air yang
terbanyak terdapat pada tutup gelas yang berisi air, uap air agak banyak
terdapat pada tutup gelas yang berisi larutan garam dan uap air paling sedikit
diantara ketiganya terdapat pada tutup gelas yang berisi larutan gula. Hal ini
menunjukan bahwa tekanan uap pada larutan garam dan gula lebih rendah
dibandingkan tekanan uap pada air.
VIII.
Kesimpulan
-
Bintik air
pada tutup gelas kimia yang berisi air lebih banyak dari gelas berisi larutan garam
dan gelas yang berisi larutan gula
-
Tekanan
uap air > tekanan uap larutan garam > tekanan uap larutan gula
IX.
Daftar
Pustaka
KENAIKAN TITIK DIDIH
I.
Judul : Kenaikan Titik Didih
II.
Tujuan : Mengamati kenaikan titik didih
pelarut dan larutan
III.
Landasan
Teori:
Suatu zat cair akan
mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan tekanan udara
disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg) maka
air akan mendidih pada temperatur 100 oC, karena pada tekanan uap jenuh zat
cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat cair itu. Jadi yang
dimaksud dengan titik didih adalah temperatur pada saat tekanan uap jenuh larutan
sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan larutan). Apabila pada
temperatur itu dilarutkan gula maka tekanan uap air akan turun. Semakin banyak
gula yang dilarutkan , semakin besar penurunan tekanan uapnya, sehingga pada
temperatur 100 oC larutan gula belum mendidih. Selisih antara titik didih
larutan dengan titik titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih
(ΔTb).
ΔTb = titik didih
larutan – titik didih pelarut murni
Kenaikan titik
didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat
pelarut mempunyai harga yang tetap disebut tetapan kenaikan titik didih (Kb)
IV.
Alat
dan Bahan
Alat
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Gelas kimia
|
50 ml
|
3
|
Pemanas
|
|
3
|
Tabung ukur
|
50 ml
|
1
|
Stopwatch / jam
|
|
1
|
Bahan
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Air
|
|
30 ml
|
Larutan gula
|
|
30 ml
|
Larutan garam
|
|
30 ml
|
V.
Langkah
Kerja
1
|
Masukan
air, larutan gula, dan larutan garam kedalam gelas kimia masing-masing 30 ml
|
|
2
|
Letakan
masing-masing gelas diatas pemanas
|
|
3
|
Panaskan
ketiga larutan secara bersamaan
|
|
4
|
Hitung
waktu yang diperlukan oleh masing-masing larutan untuk mencapai titik
didihnya (larutan mendidih)
|
|
5
|
Catat
hasilnya
|
VI.
Data
Pengamatan
Indicator
|
Waktu untuk mendidih
|
Air
|
4.11 menit
|
Larutan gula
|
10.41 menit
|
Larutan garam
|
6.44 menit
|
VII.
Pembahasan
Gelas pertama pada
percobaan ini berisi air sebanyak 30 ml, kemudian gelas kedua berisi larutan
gula dan gelas ketiga berisi larutan garam. ketiganya dipanaskan secara
bersamaan sampai mendidih. Pada percobaan ini, lama waktu yang dibutuhkan air
untuk mendidih adalah 4.11 menit, sedangkan larutan gula 10.41 menit dan
larutan garam 6.44 menit. Menurut teori, semakin lama waktu yang dibutuhkan
suatu larutan untuk mendidih maka semakin tinggi titik didihnya. Hal ini
menunjukan bahwa titik didih air dan larutan garam lebih rendah dari larutan
gula, dengan kata lain larutan gula memiliki titik didih tertinggi diantara
ketiganya.
VIII.
Kesimpulan
-
Titik
didih air dan larutan garam lebih rendah dibanding titik didih larutan gula.
-
Titik
didih larutan gula > titik didih larutan garam > titik didih air
IX.
Daftar
pustaka
http://koligatif.freeiz.com/wordpress/materi/sifat-koligatif-larutan-elektrolit/kenaikan-titik-didih
diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016 jam
12:05
PENURUNAN TITIK BEKU
I.
Judul : Penurunan Titik beku
II.
Tujuan : Mengamati penurunan titik beku
pelarut dan larutan
III.
Landasan
Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan
wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena
pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik
beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf =
freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan
titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik
beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik
beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut
misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan
turun sesuai dengan jumlah partikel zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka
titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat
elektrolit lebih banyak.
IV.
Alat dan
Bahan
Alat
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Cawan
|
|
3
|
Stopwatch
/ jam
|
|
1
|
Bahan
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Gula
|
|
1 sendok
|
Garam
|
|
1 sendok
|
Es
Batu
|
|
3 buah
|
V.
Langkah
Kerja
Masukan
1 es batu yang berukuran sama kedalam 3 cawan
|
|
Cawan
pertama tidak diberi apa-apa, cawan kedua ditaburi gula, dan cawan ketiga
ditaburi garam
|
|
Amati
masing-masing wadah dan hitung waktu yang dibutuhkan agar seluruh es mencair
|
|
VI.
Data
Pengamatan
Indicator
|
Waktu untuk mencair
|
Wadah 1 (Es)
|
24.22 menit
|
Wadah 2 (Es + gula)
|
21.08 menit
|
Wadah 3 (Es + garam)
|
17.59 menit
|
VII.
Pembahasan
Pada percobaan
ini, disediakan 3 wadah yang masing-masing akan diisi es batu dengan ukuran dan
jumlah yang sama. Wadah pertama hanya berisi es batu, wadah kedua berisi es
batu yang kemudian ditaburi gula, dan wadah ketiga berisi es batu yang ditaburi
garam. Pada percobaan ini, es batu yang paling cepat mencair ditunjukan oleh wadah
ketiga dengan durasi waktu 17.59 menit, kemudian disusul oleh es batu yang
berada di wadah kedua dengan durasi waktu 21.08 menit dan es batu yang
mencair terakhir adalah es batu yang berada di wadah pertama dengan durasi
waktu 24.22 menit. Menurut teori, semakin cepat es mencair maka semakin rendah
titik beku nya. Hal ini menunjukan bahwa titik beku pada es batu yang ditaburi
garam lebih rendah dibandingkan es batu yang ditaburi gula dan es batu saja.
VIII.
Kesimpulan
-
Es yang
paling cepat mencair adalah es yang ditaburi garam, mencair kedua adalah es
yang ditaburi gula, dan mencair terakhir adalah es yang tidak ditaburi apa-apa.
-
Titik beku
es+garam < titik beku es+gula < titik beku es
IX.
Daftar
Pustaka
http://fathur30rahman.blogspot.co.id/2014/04/laporan-praktikum-kimia-penurunan-titik.html
diakses pada Sabtu, 19 Maret
2016 jam 11:55
http://blogkaryasiswa.blogspot.co.id/2015/09/laporan-praktikum-titik-didih-dan-titik.html
diakses pada Sabtu, 19 Maret
2016 jam 12:00
TEKANAN OSMOSIS
I.
Judul : Tekanan Osmosis
II.
Tujuan : Mengetahui tekanan osmosis pelarut
dan larutan
III.
Landasan
Teori:
Pada hakikatnya tekanan osmose merupakan suatu proses
tekanan yang menyebabkan difusi. Osmose juga merupakan difusi dari tiap pelarut
melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Membran sel yang
meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul lain dikatakan
permeabel secara diferensial. Seperti dikatakan diatas, pelarut universal
adalah air.
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang
permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat
berkonsentrasi rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adalah suatu
faktor yang sangat penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu
osmosis (Salisbury & Ross, 1995).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air
atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi
bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Energi bebas
suatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1)
disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding
dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk
bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang
potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja, 1996).
Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena
harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada jenis partikel zat
terlarut. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat
didekati dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
π
= MRT
π = tekanan osmotik
n
= jumlah mol zat terlarut
T
= suhu absulut larutan (K)
R
= tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
Larutan-larutan
yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai
tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan
osmotiknya ebih rendah disebut hipotonik
IV.
Alat
dan Bahan
Alat
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Gelas
|
|
3
|
Pisau/cutter
|
|
1
|
Bahan
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Air
|
|
5 cm
|
Larutan gula
|
|
5 cm
|
Larutan garam
|
|
5 cm
|
kentang
|
2 x 2 x 2
|
3
|
V.
Langkah
kerja
Potonglah kentang
dengan ukuran 2 x 2 x 2 sebanyak 3 buah
|
|
Masukan air, larutan
gula, larutan garam kedalam gelas setinggi 5 cm
|
|
Masukan potongan
kentang kedalam masing-masing gelas dan diamkan sekitar 1 minggu
|
|
Amati dan catat perubahan volume air dan ukuran kentang
|
|
Bandingkan ketiga
hasilnya
|
|
VI.
Data
Pengamatan
Gelas
|
Tinggi air awal
|
Kondisi kentang
mula-mula
|
Tinggi air setelah
penambahan kentang
|
Tinggi air setelah
hari ke-7
|
Keadaan kentang
setelah hari ke-7
|
Gelas 1 (air)
|
5 cm
|
Keras, berwarna kuning
kecoklatan
|
5,4 cm
|
5,3 cm
|
Kentang menggembung,
keras
|
Gelas 2 (larutan gula)
|
5 cm
|
Keras, berwarna kuning
kecoklatan
|
5,3 cm
|
5,4 cm
|
Kentang mengkerut,
lembek
|
Gelas 3 (larutan
garam)
|
5 cm
|
Keras, berwarna kuning
kecoklatan
|
5,4 cm
|
5,5 cm
|
Kentang mengkerut,
lembek
|
VII.
Pembahasan
Pada percobaan in,
gelas pertama diisi dengan air biasa, gelas kedua berisi larutan gula, dan
gelas ketiga berisi larutan garam setinggi 5 cm. Kemudian kentang yang masih
segar dan keras dimasukan kedalam masing-masing gelas. Setelah penambahan
kentang, air yang berada di gelas pertama menjadi 5,4 cm, sedangkan pada gelas
kedua tinggi larutan menjadi 5,3 cm dan gelas ketiga menjadi 5,4 cm. Setelah
perendaman selama 7 hari, tinggi air yang berada di gelas pertama menjadi 5,3
cm, gelas kedua menjadi 5,4 cm, dan gelas ketiga menjadi 5,5 cm. Pada percobaan
ini, kentang yang berada di gelas pertama menjadi keras dan menggembung, kemudian
kentang yang berada di gelas kedua menjadi lembek dan mengkerut, dan kentang
pada gelas ketiga juga menjadi lembek dan mengkerut. Peristiwa osmosis adalah
perpindahan cairan dari konsenterasi yang lebih encer ke yang lebih pekat. Hal
ini menunjukan bahwa larutan gula dan garam termasuk larutan hipertonis,
sedangkan air adalah hipotonis, sehingga sel kentang yang direndam larutan gula
dan garam mengalami plasmolysis karena cairan yang berada didalam kentang
berpindah keluar dan kentang akan mengkerut, sedangkan kentang yang berada di
air menjadi menggembung karena air masuk kedalam sel kentang.
VIII.
Kesimpulan
-
Larutan
gula dan larutan garam termasuk larutan hipertonis, sedangkan air adalah
hipotonis
-
Kentang
yang direndam air akan menggembung dan lebih keras dari kondisi semula, sedangkan
kentang yang direndam larutan garam dan larutan gula akan mengkerut dan lebih
lembek.
IX.
Daftar
puataka
http://ulfanurfauziyah.blogspot.co.id/2013/08/laporan-percobaan-tekanan-osmotik_7480.html
diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016 jam
11:54
https://agungidyaa.wordpress.com/laporan-osmosis/
diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016 jam 21:15